Translate

Rabu, 27 Maret 2013

Indonesia di Puncak Pencak Silat Dunia


Indonesia di Puncak Pencak Silat Dunia

Ditulis oleh: Aditya/Fachrurrozi
Tempo/Adri irianto
Pencak silat identik dengan seni beladiri ras melayu. Tapi sekarang, olahraga yang juga dikombinasikan dengan tarian ini, sudah tersebar ke lebih dari 42 negara. Bahkan di Benua Eropa sudah ada European Pencak Silat Federation.

Sudah 12 tahun Federasi tersebut didirikan. Anggotanya ada 10 negara, dari Rusia hingga Belanda, Spanyol dan Inggris.

“Setidaknya saat ini sudah tersebar di lebih dari 40 negara,” ujar Deden Suhendi, guru pencak silat dari Perguruan Kujang Pusaka, Bandung. “Kalau jumlah pendekar, sulit menghitungnya. Di Bandung saja sudah banyak," lanjutnya.

Di Indonesia ada Ikatan Pencak Silat Indonesia atau IPSI. Anggotanya sudah ada sekitar 800 perguran silat di seluruh Bumi Pertiwi. Sementara dalam organisasi Persatuan Pencak Silat Antarbangsa memiliki anggota sebanyak 18 negara.

Indonesia yang tahun lalu berhasil mempertahankan status juara dunia pencak silat pada ajang Kejuaraan Dunia di Chiang Mai, Thailand, dinilai oleh Deden memiliki pembinaan yang sangat bagus bagi para atletnya. Dimulai dari bawah, katanya seperti pada perguruan tempanya mengajar, sudah ada silabusnya.

Setiap semester harus jelas, apa yang mesti dikuasi untuk bisa mengikuti kenaikan tingkat. “Pertemuannya dilakukan seminggu dua kali agar mudah menangkap ilmu-ilmunya,” jelasnya.

Bahkan Pelatih Kepala Pencak Silat Indonesia, Taslim Azis menegaskan, Pengurus Besar IPSI sudah membuat program pembinaan berjenjang bagi para atletnya. Program pembinaan itu antara lain, dilakukan melalui kejuaraan atau turnamen antarperguruan yang berada di bawah binaan PB IPSI. 

Selain itu, IPSI juga menyelenggarakan kejuaraan berjenjang. Mulai dari tingkat kecamatan, kota/kabupaten, provinsi dan Pekan Olahraga Nasional (PON). Mereka yang meraih juara 1 dan 2 akan dipanggil ke pusat pelatihan nasional untuk bertanding di berbagai kejuaraan internasional. 

Komitmen IPSI pada pembinaan atlet bisa dilihat dari berbagai program pemusatan pelatihan yang tergabung dalam Pelatnas. Atlet-atlet yang berprestasi akan diikutsertakan dalam Pelatnas Prima (Program Indonesia Emas). “Itu program pembinaan untuk para atlet yang disiapkan menghadapi SEA Games 2013,” ungkap Taslim. 

Kendati demikian, bukan tidak ada kritik pada pembinaan, khususnya terkait dengan induk organisasi perguruan pencak silat. Di Indonesia, kata Deden ada IPSI yang menginduk ke Komite Olah Raga Nasional Indonesia atau KONI. Selain itu, ada juga Perguruan Pencak Silat Indonesia yang mengikuti Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI). 

Secara organisasi memang tidak masalah. Namun Deden tidak ingin menampik adanya perbedaan. Misalnya soal lamanya waktu pertandingan. Jika IPSI menetapkan 3 menit setiap pertandingan, FORMI malah 5 menit.

“Selain itu, setiap perguruan memiliki materi berbeda. Seharusnya semua ikut IPSI agar mudah mencari atlet yang siap,” ungkapnya.

Dalam situasi seperti ini, prestasi pencak silat Indonesia tetap saja kinclong. Di tingkat internasional, Indonesia menjadi Juara Dunia pada ajang di Chiang Mai, Thailand pada 2012 lalu. Berarti Indonesia mempertahankan gelar juara dunia, karena pada pergelaran Kejuaraan Dunia ke 14 pada 2010 di Jakarta, juga menjadi juara umum.

Sayangnya, pencak silat belum dipertandingkan pada Asian Games. Namun di tingkat Asia Tenggara seperti pada ajang SEA Games, pencak silat Indonesia berhasil menjadi juara umum pada 2011 dengan perolehan 9 medali emas, 5 perak dan 2 perunggu. “Semuanya disapu bersih,” pungkas Deden. 

Tapi jangan lupa juga, Indonesia pernah mencatat prestasi buruk pada SEA Games 2009 di Laos. Dengan modal 2 emas, 3 perak, serta 3 perunggu, Indonesia berada di urutan empat di bawah Vietnam, Malaysia dan Thailand. 

sumber 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar