Translate

Kamis, 28 Agustus 2014


Shigeru Ono, Pejuang Jepang Telah Berpulang

Shigeru Ono, Pejuang Jepang Telah Berpulang

HISTORIA.CO.ID - Selain bergerilya, Rahmat Shigeru Ono membuat dan menerjemahkan buku rangkuman taktik perang dan buku tentang taktik khusus perang gerilya untuk tentara Indonesia.
SHIGERU Ono, bekas tentara Jepang yang memihak Indonesia, meninggal dunia pada 25 Agustus lalu akibat penyakit tifus dan pembengkakan pembuluh darah. Dia menyusun buku taktik perang gerilya untuk militer Indonesia di masa revolusi.
Ketika kalah melawan Sekutu, banyak tentara Jepang bingung; kembali ke negerinya atau bertahan. Tak sedikit yang melakukan harakiri (bunuh diri untuk memulihkan kehormatan). Shigeru Ono, serdadu Tentara Ke-16 Angkatan Darat Jepang di Jawa, pun sempat tergoda namun mengurungkan niatnya.

Ono, yang lahir pada 26 September 1919 di Furano, Hokkaido, memutuskan bertahan di Indonesia. “Indonesia sudah banyak membantu Jepang. Kami ingin memberikan yang tidak bisa dilakukan oleh negara kami,” ujarnya dalam Mereka yang Terlupakan: Memoar Rahmat Shigeru Ono, Bekas Tentara Jepang yang Memihak Republik karya Eiichi Hayashi.

FAMILY DrBody Fat Monitor [FEP-103]
FAMILY Dr Body Fat Monitor [FEP-103]










Ono keluar dari ketentaraan Jepang. Atas saran Kapten Sugono, komandan polisi militer Jepang di Bandung, dia mengganti pakaiannya dengan sarung dan peci, melumuri tubuhnya dengan lumpur agar kulitnya terlihat lebih gelap, dan menambahkan “Rahmat” di awal namanya: Rahmat Shigeru Ono.
Sempat melatih pemuda Indonesia, Ono kemudian menyingkir ke Yogyakarta. Dia menjalankan tugas penting dari Markas Besar Tentara untuk membuat buku rangkuman tentang taktik perang dan menerjemahkannya ke bahasa Indonesia. Atas perintah Kolonel Zulkifli Lubis, petinggi militer Indonesia yang kelak menjadi pejabat KSAD, Ono juga menyusun buku tentang taktik khusus perang gerilya.
Selain itu, bersama eks tentara Jepang dan pejuang Indonesia, Ono bergerilya dari satu tempat ke tempat lain. Salah satunya, menyerang markas KNIL di Mojokerto pada Juni 1947.
Pasca Perjanjian Renville, ada kesepakatan untuk menangkapi semua eks tentara Jepang yang masih di Indonesia. “Pada Juli 1948, untuk menghindari penangkapan, serdadu Jepang berkumpul di Wlingi, Blitar, Jawa Timur untuk membuat satu pasukan. Yang tercecer dikumpulkan,” tulis Wenri Wanhar dalam Jejak Intel Jepang: Kisah Pembelotan Tomegoro Yoshizumi.
Ke-28 eks tentara Jepang yang hadir itu lalu membentuk Pasukan Gerilya Istimewa (PGI) pada 24 Juli 1948. Arif Tomegoro Yoshizumi jadi komandan dan Ichiki Tatsuo wakilnya. Wilayah operasi mereka di Dampit, Malang Selatan, dan Wlingi, Blitar. Ono bertugas di Dampit. (Baca: Tomegoro Yoshizumi, Intel Negeri Sakura dan Ichiki Tatsuo, Kekecewaan Seorang Jepang)
Pertempuran pertama PGI adalah ketika menyerang pos tentara Belanda di Pajaran, Malang, semasa gencatan senjata. Aksi mereka berisiko mencoreng nama Indonesia di dunia internasional, namun PGI beralasan Belanda lebih sering melanggar perjanjian.
Sepeninggal Tomegoro Yoshizumi dan Ichiki Tatsuo yang gugur dalam pertempuran, PGI bergabung dalam kesatuan militer formal dan mengubah namanya menjadi Pasukan Untung Suropati 18.
Usai pengakuan kedaulatan pada akhir 1949, Ono menetap di Batu, Malang, Jawa Timur. Dia mengisi hari-harinya dengan bercocok tanam. Pada Juli 1950, Ono menikah dengan Darkasih dan dikaruniai lima anak.
“Dia dijodohkan Sukardi, orang Jepang juga, kawan papi,” ujar Erlik Ono, putri kelima Ono, kepada Historia. Sukardi bernama Jepang Sugiyama.
Ono pernah bekerja sebagai salesman lampu, pegawai perusahaan peternakan di Jakarta, dan perusahaan eksportir rotan di Kalimantan. Setelah pensiun pada 1995, dia kembali ke Batu dan mengisi waktu dengan bertani, menerima wartawan, serta mengunjungi keluarga atau kenalan yang sakit.
“Sifat kekeluargaan bapak sangat besar,” kenang Erlik.
(Historia - MF Mukthi)

Ahok marah bus Transjakarta tahun 2013 bisa terbakar

MERDEKA.COM. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) heran bus Transjakarta baru bisa terbakar. Bus Transjakarta yang terbakar di depan Halte Al Azhar, Jakarta Selatan adalah bus tahun 2013.

"Saya kira kan kendaraan jenisnya itu yang mesti dipersoalkan. Masak pengadaan satu tahun sudah rusak? Mau enggak kamu beli mobil kurang dari 1 tahun sudah rusak? Makanya saya kira pengadaan barang yang salah. Kejaksaan sudah membuktikan ada mark up barang," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis (28/8).

Bus Transjakarta yang terbakar bernomor seri TJ 022 dengan rute ekspres jurusan Kalideres-Blok M. Bus tersebut merupakan pabrikan Tiongkok yang dibeli dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Tahun Anggaran (TA) 2013 lalu.

Mulai tahun depan, Ahok akan membeli bus-bus dengan kualitas bagus. Tahun ini, DKI sementara tidak membeli bus baru.

"Tapi tahun depan begitu PT Transjakarta beroperasi, kami menentukan jenis bus, kami akan membeli bus yang memang sudah teruji. Made in China oke enggak apa-apa, tapi yang betul-betul kualitas bagus," katanya.
Sumber: https://id.berita.yahoo.com/ahok-marah-bus-transjakarta-tahun-2013-bisa-terbakar-044844507.html

 

Ditolak SBY, Jokowi Siap Naikkan Harga 

Ditolak SBY, Jokowi Siap Naikkan Harga BBM

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Joko Widodo mengaku menyampaikan beberapa hal kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuan pada Rabu malam, 27 Agustus 2014, di Nusa Dua, Bali. Salah satunya soal kenaikan harga bahan bakar minyak. 
(Baca: SBY-Jokowi Tak Khusus Bahas Harga BBM)
Gubernur DKI Jakarta itu meminta Presiden SBY untuk menekan defisit dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015 yang diasumsikan sebesar 2,3 persen. Bahkan ia ingin defisit ditekan sekecil-kecilnya. "Saya maunya sekecil-kecilnya. Teknisnya tanya ke tim transisi," kata Jokowi. (Baca:Pasokan Telat, SPBU di Banyuwangi Tutup)
Cara terbaik untuk menekan defisit, kata Jokowi, adalah menaikkan harga bahan bakar minyak. Namun, SBY, kata Jokowi, menolak permintaannya. "Beliau menyampaikan, saat ini kondisinya dianggap masih kurang tepat untuk menaikkan (harga) BBM," ujar Jokowi di Balai Kota, Kamis, 28 Agustus 2014. "Kenapa beliau menolak, tanya beliau," katanya. (Baca: M.S. Hidayat: BBM Lebih Baik Dinaikkan SBY)
Karena ditolak, Jokowi mengaku bakal menaikkan harga bahan bakar minyak di era pemerintahannya. "Saya siap untuk tidak populer," ujarnya.
Jokowi akan mengurangi subsidi BBM. Subsidi, kata Jokowi, akan dialihkan ke usaha yang produktif. Benih untuk petani, pestisida, dan solar untuk nelayan adalah beberapa kebutuhan yang akan mendapat subsidi.
"Saya kira harus mulai berubah. Jangan sampai konsumtif menggunakan BBM, untuk membeli mobil. Untuk mobil-mobil kita harus mulai mengubah dari sebuah konsumsi menjadi produksi. Itu saja."
Dalam RAPBN 2015, anggaran untuk belanja subsidi BBM sebesar Rp 291,1 triliun. Angka itu lebih besar daripada alokasi dalam APBN Perubahan 2014 yakni Rp 246,5 triliun.
ERWAN HERMAWAN

sumber : https://id.berita.yahoo.com/foto/ditolak-sby-jokowi-siap-naikkan-harga-bbm-foto-051215130--finance.html

 

Kemenangan Anggia Shitta/Della Destiara Diluar Dugaan

Kemenangan Anggia Shitta/Della Destiara Diluar Dugaan 

TRIBUNNEWS.COM,KOPENHAGEN - Pasangan ganda putri Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris membuat penonton di stadion Ballerup Super Arena tercengang. Anggia/Della mempertontonkan permainan yang begitu luar biasa di babak kedua Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2014 hingga menumbangkan ganda putri nomor satu dunia asal Tiongkok, Bao Yixin/Tang Jinhua, 21-14, 21-18.
Kemenangan Anggia/Della tentu diluar perkiraan banyak orang, apalagi jika melihat kekuatan di atas kertas, Bao/Tang jelas lebih difavoritkan untuk memenangkan pertandingan. Di pertemuan pertama kedua pasangan yang terjadi di Dutch Open Grand Prix 2013, Anggia/Della sempat takluk dengan dua game langsung, 15-21, 7-21.
"Alhamdulillah kami bisa lolos dari pasangan Tiongkok. Kami tidak menyangka bisa memenangkan pertandingan ini, apalagi dengan mengalahkan mereka dua game langsung. Pada pertemuan sebelumnya, kami sudah di posisi diserang terus, sekarang kami yang banyak menyerang duluan," ujar Della usai pertandingan.
Namun pada pertemuan kali ini, Anggia/Della betul-betul tampil apik. Dengan pertahanan yang rapat, serangan demi serangan yang dilancarkan pasangan Tiongkok yang terkenal tajam ini selalu dapat dikembalikan dengan baik. Sebaliknya, sambaran-sambaran Anggia/Della tak dapat diantisipasi oleh Bao/Tang. Saat akhir game kedua, pasangan Tiongkok tampak tak bisa menguasai keadaan dan akhirnya menyerah.
Anggia/Della juga terlihat tampil begitu percaya diri dengan teriakkan penuh semangat saat mereka berhasil meraih poin demi poin. Hal ini juga yang tampaknya membuat Bao/Tang semakin tertekan.
"Kuncinya adalah kami bermain sabar dan tidak mengikuti irama permainan lawan," ungkap Della.
"Kami mampu tampil fokus di setiap poin. Kami juga bermain lepas, tidak takut kalah, konsisten dan sabar di lapangan," komentar Anggia soal pertandingannya.

sumber : https://id.olahraga.yahoo.com/news/kemenangan-anggia-shitta-della-destiara-diluar-dugaan-131145744--spt.html

 

Alat Belah Duren Ini Diciptakan Siswa SMP Magelang

Alat Belah Duren Ini Diciptakan Siswa SMP Magelang

TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG – Tidak semua pecinta buah durian bisa membelah sendiri buah itu sebelum menikmati buahnya. Kulitnya yang keras dan berduri membuat buah ini sulit dibuka karena jika tidak hati-hati bisa melukai tangan.
Keluhan-keluhan tersebut lantas membuat seorang remaja bernama Muhammad Wildan Muzana (15) memiliki ide menciptakan alat untuk membelah buah durian.
Wildan, siswa SMP Negeri 1 Sawangan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, semula hanya ingin membantu orang-orang di sekitarnya yang kerap kesulitan membuka buah tersebut. Ketika musim durian tahun 2012, dia dibantu teman-temannya, Aven Ongki Prananta (14) dan Tri Dewi Warni (14), mulai menyusun konsep alat tersebut.
“Banyak saudara, tetangga, teman-teman yang tidak bisa membuka durian sendiri. Lalu saya berpikir, kok belum ada ya alat khusus untuk membuka durian? Dari situlah ide saya muncul untuk menciptakan alat khusus membuka durian,” ungkap Wildan di sekolahnya, Rabu (27/8/2014).
Wildan lantas mulai menggambar konsep alat itu bersama kedua temannya. Setiap hari, sepulang sekolah, mereka tidak bermain seperti teman-teman lainnya. Mereka justru asyik berdiskusi, menggambar, mencari referensi di perpustakaan sekolah hingga internet demi bisa menciptakan alat inovatif itu.
“Semua kami lakukan di rumah saya. Gambarnya pakai kertas dan pensil saja, lalu kami konsultasi dengan ayah saya yang kebetulan juga guru IPA,” ujar Wildan yang tinggal di Dusun Sawangan, Desa Sawangan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang itu.
Ada beberapa gambar atau desain yang berhasil mereka ciptakan. Semuanya kemudian dikonsultasikan kepada guru pembimbing dan hanya satu gambar yang disetujui. Kendati demikian konsep mereka tidak bisa segera direalisasikan karena keterbatasan biaya dan ketersediaan buah durian itu sendiri untuk eksperimen.
“Sedikit demi sedikit kami menabung dengan menyisakan uang jajan. Dari uang itu kami mulai membeli bahan-bahannya, dari plat besi, baut, besi ulir dan lainnya. Setelah semua terkumpul lalu kami bawa ke tukang las dekat sekolah,” tutur Wildan.
Dua hari kemudian, kerangka alat tersebut jadi. Lantas mereka mulai berekperimen membuka berbagai jenis dan ukuran buah durian bahkan juga mencoba membuka buah kelapa. Ketika uji coba itu, kata Wildan, tidak semudah membalikkan tangan. Karena ternyata juga membutuhkan hitungan matematis yang tepat dan presisi.
Wildan menjelaskan, secara prinsip cara kerja alat yang diberi nama Alat Pengupas Durian Hidrolis itu cukup sederhana. Hampir mirip dengan alat menambal ban sepeda motor atau mobil. Pada alat itu ada bagian yang berfungsi meletakkan sekaligus mengangkat buah durian ke atas. Ada juga bagian yang mirip anak panah runcing.
Untuk mengangkat durian, lanjut siswa kelas IX D itu, memang sementara pakai dongkrak mobil yang kecil. Pelan-pelan buah diangkat hingga mencapai ujung alat yang mirip anak panah ini hingga terjepit. Lantas diputar pelan-pelan sambil ditekan sampai buah durian terbuka dengan sendirinya.
“Total biaya sekitar Rp 800.000 sampai alat ini betul-betul bisa berfungsi. Kami masih ingin sederhanankan lagi dan kami percantik desainnya. Tapi sementara ini setidaknya dengan alat ini bisa membantu membuka durian tanpa terluka. Durian juga lebih bersih dan tidak rusak,” tandas Wildan yang bercita-cita melanjutkan kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Jendral Soedirman Purwokerto itu.
Sementara itu, Wakil Kepala Bagian Humas SMP Negeri 1 Sawangan, Gunawan Sulistyono bangga dengan kreativitas anak-anak didiknya. Menurut dia, sekolah kerap memperlengkapi anak didiknya dengan berbagai kegiatan ekstrakulikuler, seperti Karya Ilmiah Remaja (KIR), seni, dan olahraga, untuk mendorong anak didik berkreativitas sesuai bakat dan kemampuannya.
“Bulan Oktober 2014 nanti, alat ini akan diikutkan pada Lomba Penelitian Karya Ilmiah remaja (LP KIR) tingkat nasional di Jakarta. Mudah-mudahan bisa masuk final. Selain itu, belum lama ini ada pedagang durian di Kecamatan Salaman yang sudah memesan alat ini,” kata Gunawan.

sumber : klik disini